Posts Subscribe to This BlogComments

Follow Us

ASPAGELboy's Headline Animator

Sabtu, 06 Agustus 2011

Pria Ini Bikin Reaktor Nuklir di Dapur

Pihak berwajib menangkap pria yang berusaha membuat reaktor nuklir sendiri di dapur rumahnya di Angelholm, Swedia. Polisi bergerak setelah pria itu menghubungi badan otoritas nuklir Swedia untuk menanyakan apakah diperbolehkan membuat reaktor nuklir sendiri di rumah.
Read More... Share

Selasa, 05 Juli 2011

Persidafon Incar Rahmad Darmawan

Sukses menembus Indonesia Super League (ISL), kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persidafon Dafonsoro langsung mengevaluasi tim secara menyeluruh. Salah satu agenda perombakan adalah pelatih dan pemain.

"Lolos ke ISL, tentu sangat menggembirakan dan merupakan sejarah, namun, kami tidak ingin hanya sekedar tampil, tapi juga harus mampu paling tidak bertahan di strata tertinggi sepak bola negeri ini. Sehingga kami langsung melakukan evaluasi diikuti dengan pembenahan tim," kata Ketua Umum Persidafon, Habel Melkias Suawe.

Perombakan awal yang akan dilakukan adalah pelatih, kemudian pemain. "Kami akan lebih dulu mengevaluasi pelatih, selanjutnya sesuai dengan keinginan dan selera pelatih merombak pemain," ucapnya.

Dia menambahkan, ada sejumlah nama yang menjadi incaran untuk dipercaya membesut Persidafon, termasuk juga pelatih saat ini, yakni Agus Yuwono. "Kami memang sedang mengincar beberapa nama, antara lain Rahmad Darmawan, Rudi Keltjes dan  Agus Yuwono," ungkapnya.

Namun, sambungnya, sampai saat ini belum ada pembicaraan terhadap nama-nama tersebut. ‘’Kami masih sebatas ancang-ancang, belum sampai pada tahap pembicaraan," ujarnya.

Untuk pemain, kata Habel, tentu akan ada perombakan, tapi apakah secara besar-besaran, masih tergantung dengan pelatih yang nanti akan menangani. "Berlaga di ISL tentu bukan seperti di divisi utama, akan semakin ketat, jelas, kami membutuhkan pemain yang berpengalaman dan memiliki skill yang baik, tapi itu semua nanti tergantung pelatih yang terpilih," tandasnya. vivanews
Read More... Share

RI Rawan Bencana Asteroid, Ini Kata LAPAN

Pada Jumat 30 April 2010, sebuah meteorit jatuh di Kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur. Terdengar ledakan dahsyat, saat pecahan asteroid yang lolos dari perisai Bumi itu menimpa rumah milik Sudarmojo di Jalan Delima VI Gang 2. Hingga rusak parah.

Sebelumnya, sebuah meteorit berukuran 10 meter, berkekuatan setara 50.000 ton bahan peledak TNT -- berkali lipat kekuatan bom atom Hiroshima -- meledak di langit Bone, Sulawesi Selatan. Tepatnya pada 8 Oktober 2009. Asteroid itu adalah yang terbesar yang nyelonong masuk Bumi dalam satu dekade. Bahkan seperti dimuat Space.com, fenomena ini masuk di antara sembilan sejarah astronomi penting dunia yang terjadi pada 2009.

Dua fenomena itu cukup menjadi bukti rentannya Indonesia terhadap jatuhnya benda-benda langit. Itu belum termasuk struktur batu yang mengepung Kota Majalengka yang diduga hasil tumbukan meteorit.

Baru-baru ini, hasil kajian University of Southampton menempatkan Indonesia dalam daftar 10 negara paling berisiko terkena dampak tubrukan asteroid. Sembilan lainnya adalah, China,  India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil, dan Nigeria. Salah satu alasan, populasi penduduk di Indonesia berpotensi berkurang drastis jika terjadi tubrukan asteroid.

Menanggapi hasil penelitian itu, Profesor riset astronomi-astrofisika LAPAN, Thomas Djamaluddin mengatakan, hasil model dampak tumbukan asteroid seperti yang dihasilkan University Southamton harus dipahami secara cermat. "Pada prinsipnya semua negara berpotensi sama dalam hal kemungkinan kejatuhan asteroid," kata dia kepada VIVAnews.com, Kamis 30 Juni 2011.

Bedanya, dampak dari peristiwa itu tergantung dari kondisi masing-masing negara. "Antara lain, geografis dan sebaran penduduk," tambah Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN itu.

Bagaimana dengan Indonesia? "Indonesia dan negara-negara pantai sangat rentan terhadap tsunami dampak dari tumbukan tersebut," kata Thomas.

LAPAN sebagai lembaga antariksa, tambah dia, tak ketinggalan memantau potensi tumbukan asteroid di Indonesia, dengan memanfaatkan data internasional. "Hanya sedikit negara yang membangun sendiri sistem pemantau asteroid karena sangat mahal biaya alat dan operasionalnya," kata Thhomas. 'Sementara kemanfaatannya lebih bersifat global."..nasional.vivanews.com
Read More... Share

Terungkap, Durasi 1 Hari di Planet Neptunus

Dengan melacak beberapa fitur tertentu di atmosfir, peneliti berhasil melakukan pengukuran akurat pertama terhadap periode rotasi planet Neptunus. Ternyata, satu hari di planet itu berlangsung tepat selama 15 jam, 57 menit dan 59 detik.

Temuan ini memperkaya pengetahuan kita seputar hal yang fundamental di Neptunus dan menyediakan pula mekanisme untuk memahami bagaimana massa planet itu didistribusikan. Seperti diketahui, Neptunus merupakan planet raksasa yang terbuat dari gas.

Neptunus memiliki dua fitur yang memungkinkan untuk dipantau oleh Hubble Space Telescope yang tampaknya mengatur rotasi interior dari planet tersebut,” kata Erich Karkoschka, ilmuwan dari Lunar and Planetary Laboratory, University of Arizona, seperti dikutip dari Cosmos Magazine, 4 Juli 2011.

Fitur seperti ini, Karkoschka menyebutkan, tidak pernah dijumpai di planet gas raksasa lainnya.

Untuk mencari tahu berapa durasi satu hari di planet itu, Karkoschka mengukur putaran Neptunus dengan mengamati dua fitur yang terlihat mata milik atmosfir planet tersebut. Ia kemudian mengukur garis bujur di antara setiap gambar yang ditangkap lalu menentukan interval waktu antara observasi dan menyediakan informasi periode putaran.

Berhubung Neptunus telah berotasi sekitar 10 ribu kali dalam 20 tahun terakhir, Karkoschka dapat mengetahui secara akurat periode putaran dengan melacak fitur-fitur ini dalam jangka waktu tersebut.

Hasil penelitian ini merupakan peningkatan pengetahuan yang signifikan terhadap rotasional planet gas sejak pertamakali Giovanni Cassini berhasil mendapati bintik merah planet Jupiter, pada 350 tahun lalu.

Saat ini di kalangan ilmuwan sendiri tampak muncul konsensus bahwa temuan Karkoschka memang akurat. Menurut Craig O’Neill, ilmuwan antariksa dari Macquarie University, Australia, temuan Markoschka seputar periode fitur milik atmosfir Neptunus tepat.

“Selain itu, Karkoschka juga menunjukkan bahwa di kawasan kutub, kecepatan angin lebih rendah dibanding di khatulistiwa,” ucap O’Neill. “Pertanyaan besar berikutnya adalah, bagaimana caranya itu bisa terjadi,” ucapnya.
Read More... Share

Jepang Temukan Mineral Baru Untuk iPad

Peneliti Jepang telah menemukan sejumlah mineral "langka", yang dapat digunakan untuk membuat produk  elektronik. Mineral nadir bumi (rare earth) itu antara lain untuk digunakan dalam pembuatan telepon pintar (smartphones), komputer tablet semacam iPad, dan televisi layar datar.
Read More... Share

Langganan Artiker

isi emal anda:

Delivered by FeedBurner

Google PageRank Checker Powered by  MyPagerank.Net
Mobil Bekas
Wirausaha
 

Profil

Foto Saya
ASPAGEL
manokwari, Papua-Barat, Indonesia
kami anak ASTING BLOG 2, kami selalu mw menjadi YG terbaik dari YG terbaik kalau bukan KITONG siapa lagi.. kalau bukan SEKARANG kapan lagi
Lihat profil lengkapku

Followers